Mataram-Sebagai
upaya untuk meningkatkan kemampuan para petani dalam mengantisipasi iklim
ekstrim untuk mendukung ketahanan pangan
di NTB. Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) NTB melakuka Sekolah Lapang Iklim (SLI) tahap dua yang
di tujuak kepada para penyuluh pertanian serta para perwakilan pertanian di
NTB. Yang dilaksanakan di Mataram Selasa.(28/5/2013).
Kepala Stasiun
BMKG NTB Nuga Putrantijo menjelaskan sebagai upaya untuk memeberikan pemahaman
terhadap iklim yang terjadi di NTB, BMKG juga setiap bulannya menrebitkan
buletin kepad paraa petani sebagai usaha untuk memberitahukan masyarakat
mengenai suasan iklim di NTB.
“ Pulau
lomboksebagai lumbung beras, maka untuk itu BMKG mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan hal tersebut tentunya dengan memberikan informasi iklim kepada
para petani”
Dalam kegiatan ini didominasi oleh peserta
asal pulau lombok, hal ini dilakukan karena posisi pulau lombok sebagai lumbung
pangan nasional harus kita pertahankan. Maka dari itu untuk saat ini
pelaksanaan SLI kita fokuskan untuk penyuluh pertanian yang ada di pulau
lombok,
Ia menyebutkan,
sedangakan tahapan yang keberikutnya nantinya akan kita laksanakan dipulau
Sumbawa dan di beberapa kabupaten yang lainnya yang ada di NTB. Ujar Nuga.
“ Untuk Saat ini
iklim NTB berada di Musim kemarau basah,artinya meskipun saat ini musim kemarau
tetapi masih sering terjadi hujan”
Dijelaskan
kembali. Terkait dengan keadaan iklim di NTB saat ini, ia menjelaskan
sebenarnya saat ini proses peralihan iklim dari musim hujan ke musim kemarau
sedang berlangsung, kita memperdiksikan musim kemarau akan dimulau bulan juni
mendatang. Sedangkan untuk saat ini masih dalam musim kemarau basah.
Dalam keadaan
musimseperti ini para petani diharapkan agar para penyuluh mengarahkan kepada
petani agar tetap menanam komuditas padi, karena komuditas tersebut cocok untuk
keadaan iklim yang seperti ini, harapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar